Ketika Otak Hanya Pajangan

jeffriegerry12@gmail.com
0

Bagian kesatu 



Ini adalah gambar yang menggambarkan suasana absurd di planet Hi Hi Ha Hi dari galaksi Andro Absurds! 🌌✨ Jeffrie Gerry berdiri dengan penuh percaya diri, dikelilingi oleh warga yang tertawa tanpa alasan, sementara aturan aneh dan ujian kepintaran tak masuk akal berlangsung di latar belakang.


(Sebuah Kisah Satir dari Galaxy Andro Absurds, Planet Hi Hi Ha Hi, Negara Eh Ketawa)

Di tengah hamparan bintang yang bersinar seperti lampu diskotek raksasa, terdapat sebuah galaksi bernama Andro Absurds. Di dalamnya, tersembunyi sebuah planet aneh bernama Hi Hi Ha Hi, tempat segalanya berjalan dengan aturan yang tak masuk akal—atau justru terlalu masuk akal hingga terasa absurd. Salah satu aturan yang paling dihormati (atau justru paling diabaikan) di negara Eh Ketawa adalah:

"Ketika Otak Hanya Pajangan, Ketampanan adalah Segalanya."

Dan di sanalah kisah ini bermula.

Bab 1: Legenda Sang Ganteng

Di planet yang penuh dengan orang-orang yang tertawa tanpa alasan ini, hiduplah seorang pemuda luar biasa—setidaknya menurut dirinya sendiri. Namanya Jeffrie Gerry... Nan.. Amat... Sangat Ganteng... Itu.. Dia...!!. Dia selalu berjalan dengan penuh percaya diri, mengenakan jubah mengkilap yang terbuat dari kain reflektif agar semua orang bisa melihat pantulan ketampanannya di mana-mana.

Saat dia melewati kerumunan, orang-orang berbisik:

💬 "Astaga, lihat itu! Dia benar-benar ganteng!"
💬 "Tapi... tunggu, kenapa dia selalu mengulang-ulang namanya sendiri?"
💬 "Mungkin dia takut kita lupa..."

Namun, ada satu hal yang semua orang di negara Eh Ketawa tahu: di sini, kecerdasan bukanlah hal yang penting. Otak hanyalah pajangan, aksesori seperti topi atau gelang, yang bisa dipamerkan tapi tidak perlu digunakan.

Jeffrie sendiri memiliki kepala yang besar dan mengilap, seperti bola kristal peramal masa depan. Sayangnya, tidak ada satu pun pemikiran yang pernah benar-benar muncul dari sana. Setiap kali dia diminta memberikan pendapat, dia hanya tersenyum dan berkata:

"Yang penting gua ganteng, bro."

Dan anehnya, semua orang mengangguk setuju.

Bab 2: Ujian Nasional Kepintaran yang Tidak Berarti

Di negara Eh Ketawa, setiap tahunnya diadakan Ujian Nasional Kepintaran. Namun, jangan salah paham—bukan untuk menguji siapa yang paling cerdas, melainkan untuk memilih siapa yang memiliki otak paling tidak terpakai dengan sempurna.

Aturan ujiannya sederhana:

  1. Jika seseorang menjawab pertanyaan dengan logis, mereka akan gagal.
  2. Jika seseorang menjawab pertanyaan dengan absurd dan membingungkan, mereka akan lulus.
  3. Jika seseorang hanya berdiri di sana dan tersenyum penuh pesona tanpa menjawab apa pun, mereka akan mendapatkan nilai tertinggi.

Tentu saja, Jeffrie Gerry... Nan.. Amat... Sangat Ganteng... Itu.. Dia...!! selalu menjadi juara pertama selama bertahun-tahun. Saat diminta menjelaskan "Apa fungsi utama otak?", dia hanya menjawab:

"Untuk memastikan rambut gue selalu rapi."

Para juri langsung berdiri dan bertepuk tangan. Luar biasa! Pemikiran yang sangat mendalam—atau justru sangat dangkal, hingga mendalam kembali!

Jeffrie pun diangkat menjadi Duta Besar Kegantengan dan Kebodohan Nasional. Setiap hari, ia berkeliling kota, tersenyum dan melambai, memberikan wejangan inspiratif seperti:

💬 "Jangan pikirkan hal sulit, yang penting gaya!"
💬 "Logika itu overrated, bro. Yang penting followers banyak."
💬 "Mau sukses? Pasang filter muka glowing, masalah beres."

Penduduk planet Hi Hi Ha Hi pun mengangguk penuh kagum. Mereka yakin, Jeffrie adalah contoh sempurna bagaimana ketampanan bisa menggantikan segala kekurangan di dunia ini.

Bab 3: Saat Kecerdasan Mengancam Ketertiban

Namun, pada suatu hari, seorang anak kecil bernama Nono Pikir-Pikir bertanya sesuatu yang menggemparkan:

"Kalau semua orang cuma ganteng dan nggak mikir, siapa yang bakal bikin teknologi? Siapa yang bakal menemukan obat? Siapa yang bakal mengatur ekonomi?"

Orang-orang langsung terdiam. Mereka mulai berkeringat dingin. Ada yang pingsan. Ada yang tertawa histeris karena tidak tahu harus merespons bagaimana.

Jeffrie, yang mendengar pertanyaan ini, hanya mengernyit dan menjawab:

"Yaaa… kita kan bisa selfie dulu, nanti solusi datang sendiri."

Namun, untuk pertama kalinya dalam sejarah negara Eh Ketawa, orang-orang mulai ragu. Bisakah ketampanan benar-benar menjadi solusi untuk semua masalah?

Tidak ada yang tahu pasti. Tapi satu hal yang jelas: di planet Hi Hi Ha Hi, selama otak hanya pajangan, selama ketampanan adalah segalanya, selama orang-orang terus tertawa tanpa alasan, kehidupan akan tetap berjalan... entah menuju kejayaan atau kehancuran.

Dan Jeffrie Gerry... Nan.. Amat... Sangat Ganteng... Itu.. Dia...!!?

Dia hanya berdiri di depan cermin, tersenyum puas, dan berkata:

"Yang penting gua tetep ganteng, bro."

🌟 Tamat 🌟


Bagian Kedua



Ini adalah  ilustrasi dari cerita absurd di galaksi Andro Absurds! Gambarnya menampilkan kota futuristik penuh warna dengan penduduk yang tertawa di depan cermin, Muke Gile yang sibuk mengagumi dirinya sendiri, serta berbagai adegan konyol lainnya dari negara Eh Ketawa.

Di sebuah galaksi bernama Andro Absurds, di planet Hi Hi Ha Hi, terdapat sebuah negara unik yang bernama Eh Ketawa. Negara ini memiliki aturan yang sangat absurd, salah satunya adalah "Ketika Otak Hanya Pajangan." Namun, ada satu aturan yang jauh lebih gila: "Jangan Sebut-Sebut Nama Muke Gile."

Muke Gile adalah seorang pemuda yang, menurut dirinya sendiri, adalah makhluk paling tampan yang pernah dilihat siapa pun—atau setidaknya yang tidak buta. Begitu tampannya dia, sehingga para gadis di negara itu tak kuasa menahan kecemburuan hanya karena namanya disebut. Uniknya, hanya gadis-gadis yang benar-benar gila yang tidak tertarik padanya.

Masyarakat di negara Eh Ketawa memiliki kebiasaan yang luar biasa aneh. Setiap pagi, sebelum berangkat kerja, mereka diwajibkan untuk tertawa minimal tiga menit di depan cermin sambil berkata, "Betapa pintarnya aku dengan otakku yang pajangan ini!" Jika ada yang tertangkap tidak tertawa cukup lama, mereka akan dihukum dengan cara duduk di tengah alun-alun kota sambil mengenakan topi berbentuk otak yang bersinar seperti lampu reklame.

Namun, yang lebih aneh lagi adalah aturan tentang Muke Gile. Jika seseorang secara tidak sengaja menyebut namanya, maka seluruh penduduk di radius 100 meter harus langsung berpura-pura tidak mendengar. Mereka akan menutup telinga dan menyanyikan lagu kebangsaan mereka, yang liriknya hanya berisi kata "hahaha" dengan berbagai intonasi. Jika ada yang tidak mengikuti aturan ini, mereka akan dikirim ke Pulau Kejujuran, tempat orang-orang yang terlalu jujur diasingkan dan dibiarkan berbicara sepuasnya sampai kehilangan suara.

Setiap malam, di bar-bar kota, ada acara resmi bernama "Pertemuan Gadis-Gadis Cemburu." Mereka berkumpul untuk mengutuk siapa pun yang berani mengucapkan nama Muke Gile, sambil meminum jus jeruk bercampur lada sebagai bentuk protes. Sementara itu, gadis-gadis yang benar-benar gila, yang tidak tertarik pada Muke Gile, malah duduk di luar bar sambil bermain lompat tali menggunakan spageti basah.

Di tengah semua absurditas ini, Muke Gile hidup dengan penuh kebanggaan. Dia berjalan-jalan dengan cermin di tangan, memastikan bahwa bayangannya tidak berubah menjadi kurang tampan. Suatu hari, seorang jurnalis nekat mencoba mewawancarainya, bertanya, "Bagaimana rasanya menjadi seseorang yang tidak boleh disebut namanya?"

Muke Gile menjawab sambil berkaca, "Tentu saja luar biasa. Aku adalah legenda hidup. Bahkan aturan negara ini tidak bisa menahan pesonaku."

Namun, suatu ketika, seorang nenek tua yang sudah terlalu bosan dengan aturan-aturan konyol itu tiba-tiba berteriak di tengah alun-alun, "Muke Gile hanyalah manusia biasa!" Seluruh kota terdiam. Para penduduk, yang biasanya menutup telinga, malah terpana. Lalu, satu per satu, mereka mulai menyadari betapa konyolnya aturan-aturan yang mereka jalani.

Akhirnya, mereka memutuskan untuk mengubah segalanya. Aturan "Ketika Otak Hanya Pajangan" dihapus, dan orang-orang mulai menggunakan akal sehat mereka lagi. Aturan tentang Muke Gile pun dicabut, meskipun masih ada beberapa gadis yang pura-pura pingsan setiap kali melihatnya.

Pesan moral dari kisah ini? Jangan sampai hidup diatur oleh kebodohan yang kita buat sendiri. Dan jika ada seseorang yang terlalu memuja dirinya sendiri, mungkin saatnya kita berhenti tertawa dan mulai berpikir. Tapi jangan terlalu serius juga—setidaknya, tertawalah dulu selama tiga menit di depan cermin!


Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)