Korupsi sebagai Seni Bertahan Hidup

jeffriegerry12@gmail.com
1

 


Berikut adalah ilustrasi satir tentang korupsi di negeri fiksi Duka Country di planet Duka Luna. Gambar ini menggambarkan absurditas ketimpangan sosial dan sistem yang rusak.

Korupsi sebagai Seni Bertahan Hidup

Daftar Isi

  1. Pendahuluan - Mengapa topik ini penting?

  2. Latar Belakang: Negeri Duka Country di Planet Duka Luna

  3. Korupsi sebagai Seni: Filosofi Bertahan Hidup ala Elit Duka Country

  4. Studi Kasus: Dari Pungutan Liar sampai Skandal Mega Proyek

  5. Contoh Praktis: Panduan Bertahan Hidup dengan Metode Korupsi

  6. Kesimpulan: Apakah Korupsi Benar-Benar Tak Terhindarkan?

  7. Penutup: Refleksi Pribadi Jeffrie Gerry

  8. Ajakan Positif: Mungkinkah Perubahan?

  9. Evaluasi: Pertanyaan Reflektif untuk Pembaca


1. Pendahuluan

Duka Country, negeri di planet Duka Luna, adalah tanah yang subur. Bukan karena pertaniannya yang maju atau industrinya yang gemilang, tetapi karena di sanalah seni bertahan hidup yang disebut korupsi berkembang pesat bak jamur di musim penghujan. Semua orang melakukannya, mulai dari petugas parkir yang mengenakan tarif tak resmi, pejabat yang lihai menyulap anggaran, hingga tukang bakso yang meminta tips ekstra untuk tambahan kuah. Bukan karena mereka ingin, tapi karena mereka butuh.

Dalam dunia yang penuh tantangan ini, siapa yang tidak mampu beradaptasi akan tersingkir. Sistem yang rusak telah mengajarkan bahwa bertahan hidup lebih penting daripada kejujuran. Maka, mari kita menyelami lebih dalam bagaimana korupsi telah menjadi seni bertahan hidup yang mengakar dalam di negeri Duka Country.


2. Latar Belakang: Negeri Duka Country di Planet Duka Luna

Duka Country adalah negeri yang terkenal dengan paradoksnya. Kaya sumber daya, tapi rakyatnya miskin. Infrastruktur megah, tapi jalanan penuh lubang. Pemerintah mengusung slogan "Duka Country Maju!", tetapi realitasnya, rakyat justru semakin terpuruk.

Ekonomi negara ini berjalan dengan hukum rimba. Tak ada yang bisa sukses tanpa memahami "aturan main" yang tak tertulis: jika ingin proyek lancar, bagi-bagi komisi dulu; kalau ingin naik jabatan, pastikan punya koneksi; dan jika ingin hidup tenang, jangan pernah bertanya "kemana perginya anggaran?".

Sistem ini telah berlangsung begitu lama hingga korupsi bukan lagi dianggap sebagai kejahatan, melainkan sebagai "kebiasaan baik" yang menjamin keberlangsungan hidup.


3. Korupsi sebagai Seni: Filosofi Bertahan Hidup ala Elit Duka Country

Korupsi di Duka Country bukan sekadar kegiatan ilegal, tetapi sebuah seni. Ada tingkatannya:

  1. Pemula: Baru mulai memahami "uang pelicin" dan pungutan liar kecil-kecilan.

  2. Menengah: Sudah mulai memainkan anggaran proyek dengan "mark-up" kreatif.

  3. Ahli: Mampu menghilangkan dana besar tanpa jejak dan tetap mendapat penghargaan sebagai pejabat teladan.

"Seorang koruptor sejati bukanlah yang tertangkap, melainkan yang mampu menghilangkan bukti sebelum tertangkap," kata seorang mantan menteri yang kini menikmati masa pensiun di pulau pribadi.

Masyarakat pun sadar bahwa tidak ada gunanya melawan. Jika terlalu vokal, bisa mendadak menghilang. Jika terlalu jujur, bisa kehilangan pekerjaan. Maka, mereka pun ikut menyesuaikan diri dengan sistem, seperti karyawan yang menerima "uang lelah" atau guru yang diam saja melihat anggaran sekolah lenyap.


4. Studi Kasus: Dari Pungutan Liar sampai Skandal Mega Proyek

Beberapa kasus besar yang mengguncang Duka Country:

  • Kasus Aspal Gaib: Proyek pengaspalan jalan senilai miliaran lunas dibayar, tetapi jalan tetap berlubang. Ketika ditanya, pejabat terkait berkata, "Mungkin aspalnya transparan."

  • Skandal Bantuan Sosial: Bantuan yang seharusnya untuk rakyat miskin malah digunakan untuk membeli vila pejabat. Ketika ditanya, pejabat menjawab, "Vila ini adalah bentuk dedikasi saya pada kemajuan pariwisata negara."

  • Uang di Karung Beras: Salah satu politisi ketahuan menyimpan uang suap dalam karung beras bantuan bencana. Ketika ditanya, ia dengan santai berkata, "Saya hanya ingin membantu distribusi lebih efisien."

Kisah-kisah ini hanya puncak gunung es dari seni bertahan hidup yang telah diwariskan turun-temurun.


5. Contoh Praktis: Panduan Bertahan Hidup dengan Metode Korupsi

Jika Anda ingin bertahan di Duka Country, ada beberapa langkah yang bisa diikuti:

  1. Jangan terlalu jujur – Kejujuran hanya akan membuat Anda menjadi musuh bersama.

  2. Bangun jaringan yang kuat – Kenali pejabat, aparat, dan pengusaha agar lebih mudah mengamankan posisi.

  3. Pahami seni "bagi-bagi" – Jika mendapat proyek besar, pastikan semua orang kebagian agar tidak ada yang membocorkan rahasia.

  4. Gunakan istilah kreatif – Jangan sebut "suap", sebut saja "uang terima kasih" atau "komisi keberlanjutan".

  5. Bersikap santai saat ketahuan – Jika tertangkap, cukup senyum, bilang "saya khilaf", dan tunggu kasus mereda.


6. Kesimpulan: Apakah Korupsi Benar-Benar Tak Terhindarkan?

Korupsi telah menjadi budaya yang sulit dihilangkan di Duka Country. Namun, apakah benar tidak ada harapan? Jika melihat sejarah, negara-negara yang dulu korup pun akhirnya bisa berubah. Mungkin, perubahan bisa dimulai dari satu orang yang berani berkata, "cukup sudah!".


7. Penutup: Refleksi Pribadi Jeffrie Gerry

Saya pernah mencoba menjadi warga yang jujur. Namun, di Duka Country, itu hanya membuat saya dianggap "orang aneh". Suatu hari, saya menolak memberi "uang rokok" saat mengurus dokumen. Hasilnya? Berkas saya entah ke mana.

Akhirnya, saya pun "belajar" mengikuti sistem. Bukan karena saya ingin, tapi karena kalau tidak, saya tidak akan bertahan. Namun, satu pertanyaan terus mengganggu saya: sampai kapan kita akan begini?


8. Ajakan Positif: Mungkinkah Perubahan?

Korupsi hanya bisa dihapus jika semua orang bersedia berubah. Mungkin terdengar mustahil, tetapi perubahan selalu dimulai dari langkah kecil. Berani berkata "tidak" pada pungutan liar atau melaporkan kasus kecil bisa menjadi awal dari sesuatu yang besar.


9. Evaluasi: Pertanyaan Reflektif untuk Pembaca

  1. Apakah korupsi benar-benar tak terhindarkan dalam sistem yang ada?

  2. Jika Anda berada di posisi yang menguntungkan, apakah Anda bisa menolak korupsi?

  3. Apa langkah kecil yang bisa dilakukan untuk mulai melawan korupsi di lingkungan Anda?

Semoga artikel ini bukan hanya membuat Anda tertawa, tetapi juga berpikir. Mungkinkah kita membangun dunia tanpa korupsi, atau ini hanya sebuah utopia belaka?

Posting Komentar

1Komentar

  1. artikel ini berisi satir " Gila " sangat ironi dan paradox, yang bener aja..

    BalasHapus
Posting Komentar