Tuhan Sudah Mati, yang Berkuasa Adalah Uang

jeffriegerry12@gmail.com
0

 


Tuhan Sudah Mati, yang Berkuasa Adalah Uang

Daftar Isi

  1. Pendahuluan

  2. Refleksi Pribadi Dut Lessot

  3. Latar Tempat: Planet KereRaya, Negara SoSad

  4. Ironi Ekonomi dan Kekuasaan Uang

  5. Studi Kasus: Dari Kaum Elit hingga Rakyat Jelata

  6. Contoh Praktis: Cara Bertahan di Dunia yang Dikuasai Uang

  7. Kesimpulan

  8. Penutup

  9. Ajakan Positif

  10. Evaluasi


1. Pendahuluan

Di galaksi Andro Blank Sax, terdapat sebuah planet bernama KereRaya, di mana segalanya ditentukan oleh selembar kertas bernama uang. Agama? Filosofi? Moral? Semua itu hanyalah dongeng pengantar tidur bagi mereka yang gagal menumpuk kekayaan. Di negara SoSad, hanya ada satu Tuhan yang disembah: kapitalisme.

Artikel ini akan membawa Anda menyelami realitas pahit dari dunia yang dikendalikan oleh uang, dengan bumbu satir dan parodi dari refleksi pribadi seorang individu yang "amat sangat ganteng"—menurut dirinya sendiri—Dut Lessot.


2. Refleksi Pribadi Dut Lessot

Dut Lessot, seorang pria yang begitu percaya diri akan ketampanannya, hidup dalam keyakinan bahwa wajah rupawannya akan membawanya pada kesuksesan. Namun, dalam kenyataan dunia KereRaya, tidak ada yang peduli dengan wajah tampan jika kantong kosong. Berbekal pengalaman tragis nan lucu, Dut Lessot harus menghadapi kenyataan bahwa wajah tidak bisa dipakai untuk membayar sewa rumah atau membeli makanan.

Dari kecil, Dut sudah diajarkan bahwa kesuksesan adalah milik mereka yang berduit. Maka, ketika ia mencoba membayar kopi dengan senyum menawannya, barista hanya menatapnya dingin dan berkata, "Mas, bayar pakai duit, bukan pakai gombalan."


3. Latar Tempat: Planet KereRaya, Negara SoSad

KereRaya adalah planet di mana ketimpangan sosial begitu besar, hingga orang miskin harus membayar pajak lebih tinggi daripada orang kaya. Negara SoSad, yang seharusnya menjadi rumah bagi rakyatnya, berubah menjadi pusat eksploitasi oleh para elit yang mengendalikan ekonomi. Cuaca di sini selalu muram, mencerminkan suasana hati rakyat yang kelelahan bekerja tanpa imbalan yang setimpal.

Di pusat ibu kota SoSad, ada menara megah yang disebut "Bank Sentral Ketuhanan," tempat di mana hanya orang kaya yang boleh masuk dan mengambil keputusan yang menguntungkan mereka sendiri. Sementara itu, rakyat jelata berdesakan di pasar loak, berharap mendapatkan sisa-sisa kekayaan yang jatuh dari meja para elit.


4. Ironi Ekonomi dan Kekuasaan Uang

Dulu, orang-orang percaya bahwa kerja keras akan membawa kesuksesan. Sekarang, yang lebih penting adalah kerja licik dan kemampuan menjilat atasan. Di SoSad, sistem ekonomi telah berubah menjadi permainan monopoli di mana yang miskin hanya dijadikan pion yang bisa dikorbankan kapan saja.

Setiap aspek kehidupan telah dimonetisasi:

  • Pendidikan hanya untuk mereka yang mampu membayar.

  • Kesehatan menjadi hak istimewa orang kaya.

  • Keadilan bisa dibeli di pengadilan.

Dut Lessot pun merasakan dampak dari sistem ini. Dengan percaya diri, ia melamar pekerjaan di perusahaan besar, hanya untuk ditolak karena "tidak memiliki pengalaman." Lucunya, pengalaman hanya bisa didapat dengan bekerja, tapi pekerjaan hanya diberikan kepada mereka yang sudah berpengalaman. Ironi kelas berat!


5. Studi Kasus: Dari Kaum Elit hingga Rakyat Jelata

Mari kita lihat dua sisi kehidupan di SoSad:

  • Kaum Elit: Mereka hidup di Menara Emas, menikmati anggur impor dan makan steak wagyu sambil tertawa tentang "bagaimana rakyat miskin semakin kreatif bertahan hidup."

  • Rakyat Jelata: Hidup dengan gaji yang hanya cukup untuk makan sehari-hari, bekerja dari pagi hingga malam hanya untuk tetap miskin. Jika mereka sakit, pilihan mereka adalah antara mati atau berhutang seumur hidup untuk biaya rumah sakit.

Salah satu kisah tragis adalah Pak Togu, seorang guru jujur yang kehilangan pekerjaannya karena menolak menerima suap. "Moralitas tidak ada tempat di sini," katanya sambil menyeruput kopi instan di warung kecil. "Kalau mau sukses, harus licik."


6. Contoh Praktis: Cara Bertahan di Dunia yang Dikuasai Uang

Bagi Anda yang ingin tetap bertahan di dunia SoSad, berikut adalah beberapa tips:

  1. Belajar Menjilat: Jangan malu untuk memuji bos Anda, bahkan jika dia jelas-jelas tidak kompeten.

  2. Jangan Percaya Pendidikan: Gelar hanya simbol. Yang lebih penting adalah koneksi dan privilege.

  3. Mainkan Permainan Kotor: Kalau Anda tidak menipu, Anda akan ditipu.

  4. Menjual Diri ke Kapitalisme: Jika wajah tampan tidak bisa dipakai untuk membayar, jadilah influencer atau streamer.

  5. Bersiaplah Mengorbankan Moral: Moralitas tidak memberi makan keluarga, tapi uang bisa.


7. Kesimpulan

Dunia yang kita tinggali semakin mirip dengan negara SoSad di planet KereRaya. Uang telah menggantikan Tuhan sebagai penguasa. Siapa yang tidak memiliki uang, akan terus hidup dalam penderitaan. Siapa yang memiliki uang, bisa membeli keadilan, kebahagiaan, bahkan masa depan.

Bagi Dut Lessot, yang dulu percaya bahwa ketampanan adalah kunci segalanya, kini ia sadar bahwa tanpa uang, wajah tampannya tidak ada artinya. Ia akhirnya belajar bahwa dunia bukanlah tempat bagi mereka yang hanya mengandalkan pesona. Dunia ini adalah milik mereka yang menguasai kapital.


8. Penutup

Realitas ini mungkin terdengar pahit, tetapi itulah kenyataannya. Kapitalisme telah menelan segala aspek kehidupan kita, dan uang telah menjadi alat penentu nasib seseorang. Apakah kita bisa melawan sistem ini? Ataukah kita hanya akan menjadi bagian darinya?


9. Ajakan Positif

Meskipun uang memegang kendali, bukan berarti kita harus kehilangan kemanusiaan kita. Mari berdiskusi: bagaimana cara kita bisa hidup lebih manusiawi di tengah dunia yang dikuasai uang? Tinggalkan pendapat Anda di kolom komentar!


10. Evaluasi

  • Apakah Anda merasa dunia kita sudah seperti SoSad?

  • Bagaimana Anda melihat peran uang dalam kehidupan Anda sendiri?

  • Jika Tuhan sudah mati dalam dunia ini, apakah masih ada harapan?

Makna Pembelajaran: Dunia tidak adil, tapi kita masih bisa mencari cara untuk bertahan dengan tetap mempertahankan sedikit moralitas yang tersisa.


Sebuah refleksi satir dari Dut Lessot, pria "amat sangat ganteng"—setidaknya menurut dirinya sendiri. Semoga Anda terhibur sekaligus tercerahkan!. Dan Tuhan itu ada selalu ada tersedia buat anda, maka mintalah apa yang kau minta.. adakah seorang ayah yang memberi racun pada anaknya yang meminta roti? demikian juga dengan Tuhan, kalau ayah yang jahat tahu memberikan yang terbaik pada anaknya , apalagi Tuhan

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)