Kesehatan Mahal, Rokok Murah

jeffriegerry12@gmail.com
0

 


Kesehatan Mahal, Rokok Murah


1. Daftar Isi

  1. Pendahuluan

  2. Refleksi Pribadi Petruk NjoyoNdablek binti Tuti Kolokan

  3. Rokok di Planet Cerutu, Negara Konoha – Sebuah Parodi Ironis

  4. Studi Kasus Dialog Karakter: Satire Rokok Lintas Galaksi

  5. Contoh Praktis: Tips Menyadari Ketololan dan Meninggalkan Rokok

  6. Kesimpulan

  7. Penutup

  8. Ajakan Positif

  9. Evaluasi – Pertanyaan Reflektif


2. Pendahuluan

Di sebuah galaksi yang jauh, bernama Jisamsu, ada sebuah planet yang sangat melegenda: Planet Cerutu. Bukan karena teknologi canggihnya, tapi karena satu hal yang membuat semua makhluk dari galaksi lain geleng-geleng: rokok di sana lebih murah dari air putih, tapi biaya rumah sakit mahalnya setara dengan membangun stasiun luar angkasa.

Negara terbesar di Planet Cerutu adalah Konoha. Meski namanya familiar dengan serial ninja, isinya jauh dari kata "sehat". Di sinilah kisah satir nan ironis dimulai, dari seorang tokoh legendaris bernama Petruk NjoyoNdablek binti Tuti Kolokan – pewaris kebodohan turun-temurun dan simbol nasional ketololan yang sukses.


3. Refleksi Pribadi Petruk NjoyoNdablek binti Tuti Kolokan

"Aku hidup sehat, asal nggak ke rumah sakit!" ujar Petruk sambil mengisap lintingan rokok yang dilinting pakai kuitan SPJ palsu dari kantor desa.

Petruk, anak Tuti yang kolokan, menganggap rokok sebagai sumber inspirasi. “Rokok itu temen curhat, temen mikir, temen tidur, temen ngutang. Tapi bukan temen bayar BPJS.”

Ia pernah masuk rumah sakit galaksi karena batuk bertahun-tahun. Ditanya kenapa nggak berhenti merokok? Jawabnya: "Batukku bukan karena rokok, tapi karena mantan pacarku yang nikah sama temen sendiri."


4. Rokok di Planet Cerutu, Negara Konoha – Sebuah Parodi Ironis

Negara Konoha di Planet Cerutu dikuasai oleh presiden PoloBoncel yang terkenal dengan moto, "Saya Pintar dan Tahu Gak Jelas, Yang Jelas Adalah Tempe."

Harga rokok: 3 bungkus = 1 nasi padang. Harga check up: 1 check up = 3 kali gaji UMR Planet Cerutu.

Rakyat pun memilih jalan ninja: ngerokok biar stress hilang, meskipun paru-paru ikut hilang.

Menteri Kesehatan Doktorandus Kotoranwedus bilang, “Kami akan beri edukasi kesehatan lewat sinetron kolosal.”

Di pinggir kota Brekele, walikota Pinpinblo berkata bangga, "Saya pintar, kamu bodoh." Lalu batuk berdahak sambil ngerokok tingwe rasa durian.


5. Studi Kasus Dialog Karakter: Satire Rokok Lintas Galaksi

tokoh yang menarik dalam artikel ini adalah : Jeffrie Gerry ( tokoh yang smart dan bijaksana), Dut Lessot (Nan amat sangat ganteng menurut diri sendir), Amon Oplosan ( Suka campuri urusan orang gak jelas ), Petruk NjoyoNdablek binti tuti kolokan( karakter yang selalu sukses dengan kebodohannya , anak tuti yang paling kolokan ), Kabayan ( Pemalas sejagat dan pengangguran, kerjanya sarungan , mancing, main burung dan tidur berharap kawin dengan gadis sultan yang akan ubah hidupnya), Buljebul ( pengangguran yang selalu buat anak tiap tahunnya dengan harapan dapat bansos,PIP dan RMP dari pemerintah), PoloBoncel (presiden sok pintar di planet cerutu, negara Konoha dengan motto " Saya Pintar dan tahu gak jelas yang jelas adalah tempe "), doktorandus kotoranwedus"( Menteri kesehatan  negara Konoha yang sok tahu dengan motto terkenalnya, saya tahu karena tidak tahu dan tempebongkrek lebih enak daripada tahu),Kolot Bedegonk ( orang tua yang selalu merasa benar tapi selalu salah ),Bego Miring ( yang selalu beruntung karena ke bodohannya),pinpinblo walikota kota brekele ( motto saya pintar, kamu bodoh.. padahal dirinya paling bodoh )


Lokasi: Warung Galaxy “Ngudut Tingwe”

Cuaca: Gerimis nikotin, awan berbau tembakau.

Jeffrie Gerry: "Kesehatan adalah investasi jangka panjang, bung!"

Dut Lessot: "Iya sih, tapi kalau aku berhenti ngerokok, cewek-cewek gak bisa lihat gaya cool-ku!"

Amon Oplosan: "Ngomong-ngomong soal rokok, kalian pernah coba yang isiannya pakai daun salam dan pewangi lemari? Campuran itu bisa bikin halu ketemu dinosaurus."

Petruk NjoyoNdablek: "Ahh…aku itu makhluk langka, gak bisa hidup tanpa rokok. Dulu aku pernah gak ngerokok sehari, malah jadi ingat utang warung."

Kabayan: "Saya nggak ngerokok, saya cuma ikut-ikutan ngisep aja kalau dikasih. Gratisan adalah jalan hidup."

Buljebul: "Setiap kali punya anak, dapat bantuan rokok gratis dari tetangga. Katanya, ‘selamat punya anak lagi, ayo bakar satu linting!’"

Kolot Bedegonk: "Saya yakin rokok herbal itu sehat! Saya baca dari status WA temen saya yang jual madu palsu."

Bego Miring: "Aku dulu gak bisa nulis, tapi sejak ngerokok, aku tetap gak bisa nulis. Tapi dapet cewek."

Pinpinblo: "Saya buat aturan, rokok dilarang bagi anak di bawah 5 tahun. Tapi gak ada yang bisa buktiin umur di KTP, soalnya kami belum buat sistem kependudukan."


6. Contoh Praktis: Tips Menyadari Ketololan dan Meninggalkan Rokok

  1. Cermin Diri: Berdirilah di depan cermin sambil isap rokok, dan tanya diri sendiri, “Kenapa aku ngerokok?” Kalau jawabannya, “Biar kayak aktor Korea,” segera cabut WiFi rumahmu.

  2. Coba Tantangan: Sehari tanpa rokok, dan hitung uang yang kamu hemat. Uangnya bisa buat beli nasi kucing buat satu RT.

  3. Baca BPJS: Pelajari harga rawat inap. Lalu isap rokok sambil menangis.

  4. Membuat ‘Jar Tabungan Paru-Paru’: Tiap hari gak ngerokok, masukin 10 ribu. Dalam sebulan, bisa beli nebulizer.

  5. Gabung Komunitas ‘Ngopi Tanpa Ngudut’: Nikmati kopi sambil menertawakan iklan rokok yang isinya selalu cowok gagah naik kuda padahal aslinya batuk darah.


7. Kesimpulan

Rokok memang murah. Tapi kesehatan mahal. Planet Cerutu dan negara Konoha adalah representasi nyata dari ironi masyarakat: rela menyakiti diri dengan murahnya rokok, tapi menjerit saat lihat tagihan rumah sakit.

Petruk, Dut Lessot, dan kawannya adalah cermin kebiasaan kita. Humor mereka menyentil, menyindir, dan membuat kita sadar: jangan-jangan kita juga bagian dari ironi itu.


8. Penutup

Di tengah gerimis nikotin dan asap satire, mari kita pertimbangkan kembali: apakah harga rokok sebanding dengan harga hidup kita? Atau hanya kepulan ego yang dibakar dengan ketidaksadaran?


9. Ajakan Positif

Buat kamu yang ngerasa relate sama cerita ini, yuk mulai ubah kebiasaan. Gak perlu drastis. Satu hari tanpa rokok adalah satu langkah menuju paru-paru yang lebih bahagia.

Coba diskusikan di kolom komentar: “Apa alasanmu merokok dan apa yang membuatmu ingin berhenti?”


10. Evaluasi – Pertanyaan Reflektif

  • Apa makna kesehatan bagimu?

  • Jika rokok dilarang total, apakah kamu akan tetap mencarinya?

  • Siapa tokoh dalam cerita ini yang paling menggambarkan kamu?

  • Apakah kamu pernah menyadari biaya yang kamu keluarkan untuk merokok selama sebulan?


Makna Pembelajaran:

Terkadang, kita baru menyadari nilai kesehatan saat sudah kehilangannya. Kisah satire ini bukan untuk menertawakan, tapi untuk mengajak berpikir. Tertawa boleh, tapi sadar lebih utama.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)